Kamis,
8 November 2001
Mengubah Sampah
menjadi kehidupan. Mungkinkah ? Mengapa tidak! yang dibutuhkan ,
hanya lahan seluas 1 hektar untuk pendirian pabrik pengolahan,
kemudian lokasinya harus dekat dengan tempat penimbunan sampah.
Terakhir, harus terjamin pasokan sampah sebanyak 350 - 370 Ton
setiap hari selama 10 tahun. Dan itu semua dilakukan tanpa dipungut
biaya alias GRATIS. Itu
dilontarkan Harry Ananda, Ketua Umum Yayasan Pondok Kasih (YPK).
Hasil pengolahan sampah dari pabrik itu nantinya berupa Pupuk
Organik berkualitas tinggi. Jangka panjangnya bisa dijual. Hasil
pengolahan itu terdiri dari Pupuk Padat dan Cair, yang punya
kualitas sama . Tentunya Pupuk nantinya menyuburkan tanaman yang
pada ujungnya bsia dikonsumsi manusia. Sampahpun menjadi kehidupan. Untuk
semua itu YPK bekerjasama dengan PT. Biotama Recovery Indonesia
Jakarta. Perusahaan tersebut adalah pemegang lisensi resmi
International Bio Recovery (IBR) Corp. di Vancouver Canada. Teknologi
yang digunakan adalah Autogenous Thermophilic Aerobic
Digestion (ATAD). Dengan teknologi itu sampah diolah dengan
mikroba alami dan berlangsung lebih cepat. Konsepnya pada prinsipnya
sama dengan proses pembuatan kompos. Kondisi
dan Temperatur yang cepat akan mengolah sampah menjadi Pupuk
Organik. Dari pasokan sampah sebanyak 350 sampai 370 ton itu, bisa
dihasilkan pupuk organik 200 ton perhari. Tak ada limbah terbuang,
tak ada bau yang menusuk hidung karena teknologi yang digunakan
adalah Teknologi Tinggi. Dari
sini kembali kepada peranan Pemerintah terutama khususnya Pemerintah
Daerah Kota Surabaya dalam menangani permasalahan sampah yang
semakin ruwet, dan keseriusan kerja sama semua pihak menangani hal
ini. Menurut
perkiraan pihak YTK, Teknologi ATAD ini bila diterapkan di Surabaya
dalam 10 tahun kedepan tak adalagi persoalan dengan sampah di
Surabaya. Ada
tanggapan ?? (Sumber
: JP)
-----------------------------------------------------------
|