Pelestarian Bambu dan Manfaatnya terhadap Lingkungan Hidup                          

Bambu sebagai salah satu sumberdaya alam yang dapat diperbaharui mempunyai banyak keunggulan dari segi sosial, ekonomi dan budaya, diantaranya cepat tumbuh, sebagai sumber penghasilan masyarakat perdesaan, dapat mengurangi polusi udara, air serta mengendalikan adanya erosi dan tanah longsor. Sehingga sangat tepat digunakan untuk rehabilitasi lahan kritis, konservasi tanah miring dan rawan longsor serta dapat dipakai untuk memperbaiki estetika lingkungan diperkotaan.

Keadaan saat sekarang penebengan bambu baik di hutan maupun di lahan milik masyarakat diperkirakan telah sampai pada tingkatan yang membahayakan kelestarian bambu di Jawa Timur. Disisi lain upaya penanaman dan pembudidayaan kembali belum banyak dilaksanakan secara terpadu oleh berbagai pihak.

Oleh karena itu dalam jangka pendek diperlukan usaha besar-besaran untuk melakukan penanaman kembali dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dan pemanfaatannya secara berkesinambungan untuk generasi sekarang dan generasi mendatang.

Beberapa manfaat tanaman bambu.

Bambu merupakan salah satu sumberdaya alam dan sebagai salah satu plasma nutfah penyusun keanekaragaman hayati di Jawa Timur yang banyak tumbuh secara alami atau dibudidayakan. Bagi masyarakat Jawa Timur bambu telah banyak dikenal terutama karena mempunyai banyak manfaat antara lain untuk bahan bangunan, industri, kerajinan, bahan abku industri pulp dan kertas. Rebung bambu juga dikonsumsi untuk bahan pangan dan bahan baku obat-obatan. Selain itu secara ekologis bambu juga bermanfaat untuk usaha konservasi tanah dan air, pemurnian udara dan meningkatkan peluang berusaha.

Dengan demikian apabila ditinjau dari segi ekonomi, ekologi maupun segi sosial budaya, maka bambu menpunyai banyak manfaat terutama manfaat untuk lingkungan hidup.

Adapun secara rinci manfaat tersebut adalah sebagai berikut :

   1.   Manfaat Ekonomi

  1. Sebagai bahan pembuatan rumah, jembatan dan alat penangkapan ikan.

  2. Sebagai bahan dasar bagi kerajinan rakyat untuk mebuatan alat-alat rumah tangga seperti meuble, hiasan dan alat-alat dapur.

  3. Memenuhi kebutuhan konsumen domestik dan manca negara (Taiwan, Singapura dan Hongkong) yaitu sebagai alat bantu makan seperti sumpit dan pencukil gigi yang terbuat dari bambu.

  4. Rebung bambu merupakan salah satu bahan pangan dari banyak penduduk di Jawa Timur khususnya dalam bentuk sayuran bambu.

  5. Bambu banyak dimanfaatkan pula sebagai bahan pembuatan pulp dan kertas berkualitas tinggi.

  6. Bambu dapat pula dipakai sebagai bahan obat-obatan. Ilmu pengobatan tradisional banyak menggunakan bambu sebagai bahan bakunya baik dari daun, kulit luar dan kulit dalam dari batang dan rebungnya. Contohnya : Rebung bambu kuning dapat digunakan untuk obat sakit kuning (Lever)

   2.    Manfaat Ekologi (Lingkungan Hidup)

  1. Bambu mempunyai pertumbuhan yang cepat, sistem perakaran yang kuat dan luas sehingga dapat mencegah erosi, tanah longsor dan banjir.

  2. Penanaman bambu pada hamparan lahan kritis yang luas diharapkan akan dapat meningkatkan daya dukung lingkungan.

  3. Sebagai tanaman yang memiliki total luas daun yang besar dan berbulu halus serta mempunyai jaringan akar yang luas, maka tanaman bambuu dapat ikut menyerap dan mengikat berbagai bahan dan gas pencemar di udara, tanah dan air.

  4. Dengan beranekaragam jenisnya di dunia + 1250 jenis, dimana 11% jenis asli dari indonesia, sehingga bambu mempunyai peranan penting dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati.

  5. Dengan bentuk dan jenisnya yang beranekaragam bambu dapat digunakan sebagai tanaman hias pertanaman di perkotaan, sehingga dapat menambah keindahan dan kesejukan lingkungan.

  6. Dalam komunitas yang luas bambu dapat menjadi habitat berbagai jenis satwa liar seperti burung, bajing dan lain-lain.

Penanaman dan Pengembangan Tanaman Bambu

Beberapa jenis tanaman bambu yang berkembang di beberapa daerah yaitu Bambu Apus, Bambu Ater, Bambu Betung, Bambu Kuning, Bambu Hitam, Bambu Andong, Bambu Talang, BambuTutul. 

Adapun syarat tumbuh yang baik adalah sebagai berikut :

  1. Tanah

  2. Bambu dapat tumbuh baik pada semua jenis tanah terutama jenis tanah asosiasi latosol cokelat dengan regosol kelabu. pH tanah yang dikehendaki antara 5,6 – 6,5.

  3. Ketinggian Tempat

  4. Tanaman bambu dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi yaitu antara 0 – 1000 dpl.

  5. Iklim

  6. Faktor uang mempengaruhi adalah curah hujan, suhu udara dan kelembapan udara. Adapun kondisi yang baik adalah sebagai berikut : Curah hujan : 900 C – 360 C, Kelembapan : 80 %

  7. Ketinggian Tempat

  8. Tanaman bambu dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi yaitu antara 0 – 1000 dpl.

  9. Teknik Pembibitan

  10. Perbanyakan tanaman bambu dapat dlakukan dengan cara vegetatif dan generatif, perbanyakan generatif melalui bijinya, sedangkan perbanyakan vegetatif melalui stek batang atau stek rhizoma. Selain itu ada cara cepat dalam jumlah bibit yang banyak dengan menggunakan kultur jaringan.

  11. Pola Tanam

  1. Penanaman Monokultur

  2. Penanaman bambu secara murni dilakukan dengan menanam satu jenis bambu pada seluruh areal yang luas, hasilnya untuk memenuhi kebutuhan dalam jumlah besar.

  3. Penanaman Campuran

  4. Penanaman tanaman bambu ditanam bersama-sama dengan tanaman lainnya dengan tjuan mengendalikan erosi dan mempertahankan kesuburan tanah.

Pengembangan Tanaman Bambu

  1. Sebagai pengendali erosi dan konservasi air dapat dikembangkan pada lahan kritis sekaligus sebagai tanaman penghijauan.

  2. Sebagai upaya pengendali tanah longsor dan banjir dapat dikembangkan ditebing-tebing sungai, tepi jurang, tanah-tanah perbukitan dan tanah kosong lainnya.

  3. Untuk menambah keindahan, keasrian lingkungan dapat dikembangkan bambu hias/bambu tanam ditanam kota, perkarangan rumah, tepi lapangan, ditepi jalan, halaman sekolah dan halaman rumah.

  4. Sebagai upaya penanggulangan polusi udara dan kebisingan dapat dikembangkan pula bambu taman dan mabu hias di lingkungan industri, halaman pabrik dan di lingkungan perumahan.

  5. Pada kawasan penyangga kawasan lindung dapat dikembangkan di lahan milik rakyat sebagai pemilikan atau di kawasan hutan sebagai tanda batas hutan antara lahan milik dan lahan hutan milik negara.

 
 

  Copyright © 2001, oleh Tim Pusat Informasi Lingkungan (SIL)

BAPEDAL Propinsi Jawa Timur