Pengembangan
Lebah madu Dalam Upaya Peningkatan
Daya
Dukung Lingkungan Di Wilayah Penyangga
Kawasan
Lindung
I. PENDAHULUAN
Kawasan
lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya
alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa
guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan Lindung yang
secara khusus untuk perlindungan tata air dan keanekaragaman yang
sekaligus untuk kawasan konservasi antara lain berupa Hutan
Lindung, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Cagar Alam dan Suaka
Marga Satwa.
Dalam
rangka pengelolaan kawasan lindung Pemerintah Daerah Mengupayakan
keterlibatan seluruh potensi masyarakat secara aktif dengan
menyadarkan tanggung jawabnya dalam pengelolaan kawasan lindung.
Kegiatan
ini dilaksanakan dengan mengikut sertakan masyarakat secara aktif
antara lain budidaya lebah madu yang diharapkan dapat memberikan
manfaat setidak-tidaknya bagi masyarakat setempat, serta
memperhatikan aspek konservasi dan keseimbangan ekosistem,
sehingga dapat mewujudkan pembngunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan.
II.
PENGEMBANGAN LEBAH MADU
Kawasan
Lindung yang berupa Hutan Lindung, Taman Nasional, TAHURA, Suaka
Alam dan Suaka Marga Satwa mempunyai potensi pekan lebah berupa
bunga dari berbagai tanaman hutan yang ada sepanjang tahun, sehingga
di wilayah sekitarnya sangat strategis apabila dikembangkan
peternakan Lebah Madu khususnya di Kawasan Penyangga yang juga
mempunyai potensi berbagai tanaman untuk pakan lebah (randu, kelapa,
mangga, petai dan lain-lain).
Keberadaan
lebah madu sangat bergantung pada adanya pakan lebah. Pakan Lebah
adalah suatu substansi yang dikonsumsi oleh lebah madu guna
kelangsungan hidupnya yang berupa pollen dan nektar.
Pollen
(sertbuk sari) merupakan bagian bunga yang berguna untuk menyerbuki
putik. Sedangkan nektar adalah cairan manis yang diskresikan oleh
tanaman pada bagian bunga. Dengan demikian dapat dilihat bahwa
komponen pakan lebah berasal dari tanaman, sehingga keberadaan lebah
madu sangat bergantung kepada tanaman pakan lebahnya.
Oleh
sebab itu pada pengembangannya harus benar-benar memperhatikan
tersedianya bunga tanaman pakan lebah sepanjang tahun.
Beberapa
Jenis Rumah Lebah :
Di
beberapa daerah lebah dipelihara dalam "glodok-glodok",
yaitu batang pohon yang tengahnya dilubangi, dibelah memanjang
menjadi dua bagian sama besar dan didalam belahan kayu tersebut
lebah-lebah akan menempelkan sarangnya pada bagian atasnya
-
Rumah
lebah berbingkai lepas
Pembuatan
rumah lebah ini sepenuhnya berdasar pada dua sifat prilaku lebah,
yaitu :
-
Lebah
mempunyai kecenderungan untuk menempatkan anak-anaknya pada
bagian bawah sarang sedekat mungkin dengan lubang masuk (rumah
lebah) persediaan madunya di bagian atas di kelilingi
anak-anaknya.
-
Lebah
mempunyai kecenderungan untuk menjaga jarak yang sama antara
sarang-sarangnya, yang dikenal dengan jarak lebah. Dengan
demikian, apabila kita akan membuat rumah lebah, maka jarak
lebah tersebut harus dijadikan patokan dalam pembuatan
bingkai-bingkainya. Pada Lebah Indonesia (Apis cerana javanica)
jarak lebah tersebut adalah 28 mm.
Rancang
Bangung Rumah Lebah terdiri atas 5 bagian :
-
Tutup
Bagian Atas
-
Badan
Rumah Lebah tempat diletakkan 10 bingkainya
-
Bagian
bawah (alas) yang lepas agar memudahkan pembersihannya
-
Bingkai
yang berjumlah 10 buah untuk setiap rumah lebah
-
Tempat
makan yang digunakan untuk memberi makan lebah pada saat
kekurangan makanan atau memindahkan lebah itu sendiri
III.
MEMINDAHKAN KELUARGA LEBAH KE RUMAH LEBAH BERBINGKAI LEPAS
Agar
keluarga lebah itu mudah diperiksa dan dikelola, maka mereka
sebaiknya dipelihara dalam rumah lebah berbingkai lepas.
Untuk
memindahkan suatu keluarga lebah dari "glodok" kerumah
lebah berbingkai lepas, cara berikut ini hendaknya diikuti dan
cara ini sebaiknya dikerjakan pada petang hari.
-
Letakkan
rumah lebah disamping glodok, dan sediakan peralatan yang
diperlukan di dekat anda.
-
Balikkan
glodok dengan hati-hati sekali/pelan-pelan agar lebah-lebah
pindah keatas, yaitu kebagian bawah glodok yang kini menjadi
bagian atas.
-
Dengan
hati-hati sayat sarang tersebut dan pisahkan dari glodok satu
persatu, lalu pasanglah dan ikat sarang-sarang tersebut pada
bingkai dengan seutas tali.
-
Taruhlah
tempat pemberi makan leah yang berisi sirup gula diantara
bingkai yang ada sarangnya, ini akan mendorong lebah-lebah
tersebut untuk mulai membuat sarang-sarang baru dan untuk
memberi makan mereka.
-
Agar
keluarga lebah itu tidak tiba-tiba kabur, maka kurunglah ratu
tersebut di dalam sangkar ratu tertutup.
-
Sikat
atau goncang-goncanglah kerumunan lebah-lebah tersebut ke
dalam rumah lebah yang berisi sarang-sarang.
-
Letakkan
sangkar ratu yang berisi ratu pada bingkai yang ada sarang dan
lebahnya
-
Tutup
rumah lebah dan letakkan di lokasi tempat glodok biasanya
diletakkan dengan lubang masuk menghadap searah dengan lubang
glodok.
-
Lepaskan
ratu setelah sehari atau tutup sangkar ratu dengan sumbat yang
terbuat dari kue gula atau lilin, maka lebah-lebah akan
memakan sumbat tersebut sedikit demi sedikit, hingga ratu akan
lepas.
IV.
CARA PANEN MADU
Pertama-tama
keruklah sarang-sarang tersebut untuk menghilangkan lilin penutup
madu, potong sarang-sarang itu menjadi beberapa bagian lalu
letakkan potongan-potongan sarang tersebut pada sehelai kain
bersih, kemudian peraslah baik dengan tangan maupun dengan alat
pemeras.
Saringlah
madu tersebut dengan menggunakan sehelai kain bersih dan simpan
didalam tempat yang tertutup rapat untuk mencegah terjadinya
fermentasi antara lain dalam kemasan botol secara tertutup.
|